PROFIL DESA
2.1. Kondisi Desa
Pentingnya memahami kondisi Desa untuk mengetahui kaitannya dengan perencanaan dengan muatan pendukung dan permasalahan yang ada memberikan arti penting Keputusan Pembangunan sebagai langkah pendayagunaan serta penyelesaian masalah yang timbul di masyarakat.
Secara geografis Desa Watualang terletak pada posisi 7°21'-7°31' Lintang Selatan dan 110°10'-111 °40' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 150 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Ngawi tahun 2004.
Secara administratif, Desa Watualang terletak di wilayah Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pitu Kecamatan Pitu. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kebon Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Gelung Kecamatan Paron, sedangkan di sisi timur berbatasan dengan desa Watualang Kecamatan Ngawi.
Jarak tempuh Desa Watualang ke ibu kota kecamatan adalah 4 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 4 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit.
Luas Wilayah Desa Watualang adalah 729,552 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 234 Ha. Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 495,6 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 1,00 Ha, sekolah 3,700 Ha, olahraga 1,00 Ha, dan tempat pemakaman umum 3,50 Ha.
Wilayah Desa Watualang secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Secara prosentase kesuburan tanah Desa Watualang terpetakan sebagai berikut: sangat subur 123,90 Ha, subur 223,02 Ha,. sedang .123,90 Ha, tidak subur/kritis 24,78 Ha. Hal ini memungkinkan tanaman padi untuk dapat panen dengan menghasilkan 7,8 ton/ha. Tanaman jenis palawija juga cocok ditanam di sini.
Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman handalan. Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar yaitu Rp 210.871.000. atau hampir 30% dari Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp. 699.172.540.
Jenis tanah hitam Desa Watualang ini menjadi kurang bagus sebagai liahan pemukiman dan jalan, karena cenderung labil. Karenanya, masyarakat Desa Watualang masih menyukai rumah dari papan kayu daripada tembok bangunan. Sebab bangunan tembok, kalau pondasinya tidak maksimal kuat akan beresiko, pecah dan bisa membahayakan jiwa penduduk. Dari 1.802 buah rumah yang ada, hanya sekitar 1.088 buah rumah saja yang terbuat dari tembok, sementara lainnya dari papan kayu dan bambu.
Sedangkan keberadaan testur tanah hitam yang lembek dan bergerak juga mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Karenannya, pilihan teknologi untuk membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama menjadi pilihan utama.
Desa watualang secara geografis termasuk wilayah kecamatan kota yang paling barat,bersebelahan dengan desa Pitu Kematan pitu yang dibatasi oleh bengawan solo.
Menurut sejarah nenek moyang nama desa Watualang diambil dari dari kata watu malang ,yang artinya batu yang melintang dari arah utara keselatan selebar bengawan solo yang keberadaanya sampai sekarang masih ada yaitu di tengah bengawan solo dekat punden gupitosari ( gupit ).
Sejak bedirinya desa watualang ± TH 1800 sampai sekarang sudah berganti kepala desa atau lurah sebanyak 14 kali seperti tabel berikut:
No. |
Nama |
Menjabat Th |
Keterangan |
1 |
Setjo Judo |
- |
- |
2 |
Ipo |
- |
- |
3 |
Dongkol Honggo |
- |
- |
4 |
Wakimin Darmorejo |
- |
‑ |
5 |
Soekeni Soedarmodjo |
- |
‑ |
6 |
Glondong Projodikromo |
- |
‑ |
7 |
Soekamo |
- |
TNI |
8 |
Kadimin |
- |
TNI |
9 |
Suparman |
- |
TNI |
10 |
Sumitro |
- |
POLRI |
11 |
Suseno |
2003 - 2009 |
‑ |
12 |
Eny Yuniwati |
2009 – 2015 |
- |
13 |
Suseno |
2015 – 2021
|
- |
14 |
Anton Ponijan |
2021 - Sekarang |
TNI |
Mulai dulu sampai sekarang masyarakat hidup rukun ,damai dan mengedepankan hidup bergotong royong.
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2021 jumlah penduduk Desa Watualang adalah 5.475 jiwa, dengan rincian 2.650 laki-laki dan 2.825 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 2.150 KK.
Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Watualang maka perlu diidentifikasi Jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No |
Usia |
Jumlah |
Prosentase |
1 |
0-4 |
372 |
7% |
2 |
5-9 |
287 |
5% |
3 |
10-14 |
350 |
6% |
4 |
15-19 |
360 |
7% |
5 |
20-24 |
448 |
8% |
6 |
25-29 |
512 |
9% |
7 |
30-34 |
448 |
8% |
8 |
35-39 |
512 |
9% |
9 |
40-44 |
552 |
10% |
10 |
45-49 |
512 |
9% |
11 |
50-54 |
458 |
8% |
12 |
55-58 |
354 |
6% |
13 |
>59 |
310 |
6% |
Jumlah Total |
5.475 |
100% |
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Watualang sekitar 2.984 atau hampir 55%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Desa Watualang mayoritas beragama Islam, dengan rincian data sebagai berikut:
AGAMA |
Jumlah (Orang) |
Keterangan |
|
Islam |
5433 |
|
|
Kristen |
38 |
|
|
Katolik |
4 |
|
|
Hindu |
- |
|
|
Budha |
- |
|
|
Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2020
Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan keda barn. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir indiviclu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Watualang.
Tabel
Tamatan Sekolah Masyarakat
No |
Keterangan |
Jumlah ( Orang ) |
Ket |
1 |
Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas |
600 |
|
2 |
Tidak Tamat SD |
850 |
|
3 |
Tamat Sekolah SD |
1304 |
|
4 |
Tamat Sekolah SMP |
1387 |
|
5 |
Tamat Sekolah SMA |
958 |
|
6 |
Tamat Sekolah PT/ Akademi |
376 |
|
Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Watualang hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumberdaya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Watualang, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Watualang barn tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses, ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Watualang yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Watualang. Bahkan beberapa lembaga binbel dan pelatihan yang pemah ada malah gulung tikar. Mungkin dorongnan dari pemerintah dan masyarakat lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar pemerintahan Desa Watualang sekarang ini.
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Watualang dapat teridentifikasi ke dalam beberap sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain.
Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
No |
Mata Pencaharian |
Jumlah |
Ket |
1 |
Petani |
2389 |
|
3 |
Pegawai Negeri |
81 |
|
4 |
Wiraswasta |
25 |
|
5 |
TNI/POLRI |
26 |
|
6 |
Pensiunan |
17 |
|
7 |
Pedagang |
780 |
|
8 |
Lain-lain |
2157 |
|
Sumber Data : SDGS Desa th 2020
Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Watualang masih cukup tinggi.
2.1.3 Keadaan Sosial
Mayoritas mata pencarian penduduk Desa Watualang bergerak dibidang pertanian. Permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan mata pencaharian penduduk adalah tersedianya lapangan pekerjaan yang kurang memadai dengan perkembangan penduduk sebagaimana tertuang dalam perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Ngawi. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembangunan desa adalah melakukan usaha perluasan kesempatan kerja dengan melakukan penguatan usaha kecil pemberian kredit sebagai modal untuk pengembangan usaha khususnya di bidang perdagangan.
Tingkat angka kemiskinan Desa Watualang yang masih tinggi menjadikan Desa Watualang harus bisa mencari peluang lain yang bisa menunjang peningkatan taraf ekonomi bagi masyarakat. Banyaknya kegiatan Ormas di Desa Watualang seperti Remaja Masjid, Karang Taruna, Jamiyah Yasin, Tahlil, PKK Dharmawanita ,Posyandu, Kelompok Arisan merupakan aset desa yang bermanfaat untuk dijadikan media penyampaian informasi dalam setiap proses pembangunan desa pada masyarakat.
KESEJAHTERAAN WARGA
No |
Uraian |
Jumlah |
1. 2. 3. 4. |
Jumlah Kepala Keluarga Jumlah penduduk miskin Jumlah penduduk sedang Jumlah penduduk kaya |
2.150 KK 1.159 KK 806 KK 185 KK |
PENGANGGURAN
No |
Uraian |
Keterangan |
1 |
Jumlah penduduk usia 18 s/d 56 yang belum bekerja |
375 orang |
2 |
Jumlah angkatan kerja usia 18 s/d 56 tahun |
3.796 orang |
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Data : Lembaga Sekolah Menurut Jenisnya Tahun 2021
No |
Lembaga Pendidikan |
Jumlah |
Keterangan |
1 |
TK |
4 |
Aktif |
2 |
SD |
3 |
Aktif |
3 |
SMP |
1 |
Aktif |
4 |
TPQ |
11 |
Aktif |
5 |
MI |
1 |
Aktif |
Sarana dan Prasarana Kesehatan
No |
Sarana Kesehatan |
Jumlah |
Keterangan |
1 |
Polindes/Pustu |
1 |
|
2 |
Posyandu |
8 |
|
2.1.4 Keadaan Ekonomi
Kekayaan Sumber Daya Alam yang ada di Desa Watualang amat sangat mendukung baik dari segi pengembangan ekonomi maupun sosial budaya. Selain itu letak geografis desa yang cukup strategis dan merupakan jalur transportasi yang menghubungkan antar Kecamatan yaitu Kecamatan Ngawi dengan Kecamatan Paron
Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan penerimaan desa yang dibukukan dalam APBDesa setiap tahun anggaran.
Menurut Peraturan Desa Watualang Nomor 01 Tahun 2021 bahwa Sumber Pendapatan Desa :
Adapun Kekayaan desa terdiri dari :
Desa Watualang sebagaian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani yang mayoritas memeluk agama Islam dan juga memiliki kepatuhan terhadap adat dan tradisi.
2.1.4.1. Prasarana dan Sarana Desa
Pembangunan masyarakat desa diharapkan bersumber pada diri sendiri (kemandirian) dan perkembangan pembangunan harus berdampak pada perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa menjadi lebih baik.
Pengelolaan sarana dan prasana merupakan tahap keberlanjutan dimulai dengan proses penyiapan masyarakat agar mampu melanjutkan pengelolaan program pembangunan secara mandiri. Proses penyiapan ini membutuhkan keterlibatan masyarakat, agar masyarakat mampu menghasilkan keputusan pembangunan yang rasional dan adil serta semakin sadar akan hak dan kewajibannya dalam pembangunan, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan mampu mengelola berbagai potensi sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan dalam tahapan ini adalah:
2.2.1 Pembagian Wilayah Desa
Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Watualang memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.
Wilayah Desa Watualang terbagi di dalam 19 Rukun Warga (RW) yang tergabung di dalam 8 Dusun yaitu: Bogoharjo, Purworejo, Ngadirojo, Gemarang Timur, Gemarang Barat, Krajan Utara, Krajan Selatan, dan Ngrambang, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini.